Langsung ke konten utama

Kaitan Antara Bakat Dengan Prestasi

bakat dan prestasi sumber gambar imilsurimil[dot]blogspot[dot]com
Bakat atau talenta adalah salah satu karunia yang besar dari Sang Pencipta. Dengan bakat, manusia dapat mempelajari dan menguasai suatu bidang ilmu dengan lebih mudah. Misalkan saja seorang yang memiliki bakat melukis, tidak perlu terlalu sulit untuk membuatnya mampu menguasai tentang keterampilan melukis dibanding dengan orang yang tidak memiliki bakat dalam melukis. Bakat boleh dikatakan sebagai sebuah kecerdasan yang dibawa manusia sejak lahir, yang dengannya seorang manusia dapat terlihat menonjol di banding dengan manusia lainnya.

Kaitannya dengan prestasi adalah bahwa sebuah bakat yang ada pada diri manusia sangat menunjang prestasinya. Ambil contoh, seorang dengan kemampuan bakat bernyanyi (seni), ketika ia mengikuti sebuah ajang kontes yang berkaitan dengan bakatnya itu, ia akan lebih mudah dalam memahami tentang lagu-lagu yang akan dia bawakan, ia akan lebih cepat dalam menguasai nada-nada yang sulit dan juga ia akan lebih terlihat alami dalam penampilannya ketika ia sedang berada di panggung. Oleh karena itu sering orang menyebut istilah “bakat alam” kepada seseorang yang memiliki kemampuan yang cukup bagus sedangkan ia mendapatkannya tidak dengan proses belajar yang terlalu sulit.

Namun demikian, bakat yang tidak diasah (dilatih dan disalurkan), lama kelamaan akan semakin berkurang bahkan mungkin bisa hilang sama sekali. Sebaliknya, orang yang kurang berbakat, jika ia belajar, berlatih dengan keras dan serius, bisa saja ia mengungguli orang yang berbakat tadi. Karena pada prinsipnnya, manusia adalah makhluk pembelajar, maka dengan belajar ia akan dapat menguasai suatu hal yang baru. Tetapi mungkin waktu untuk menguasai suatu hal yang baru itu akan berlangsung lebih lama pada orang yang tidak berbakat dibandingkan dengan orang yang berbakat. Seorang yang memiliki bakat mengajar, maka ia dapat dengan mudah menguasai dan menyesuaikan diri dengan kegiatan mengajar, tetapi bagi orang yang tidak memiliki bakat mengajar, ia dapat juga menguasai dan menyesuaikan diri dengan kegiatan mengajar, namun waktunya akan lebih lama dibandingkan dengan yang memiliki bakat tadi.

Kesimpulannya adalah bahwa prestasi memang dapat ditunjang dengan bakat, namun bakat saja tidak cukup. Selain bakat, harus ada kemauan keras dan proses belajar untuk dapat meraihnya.

Baca Juga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Begini cara hitung skor PPDB Zonasi Sekolah Dasar Negeri Kota Depok Tahun 2024

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok tahun ini rupanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2024 ini PPDB dilaksanakan secara terintegrasi dari TK Negeri, SD Negeri dan SMP Negeri. Tahun ini pun persyaratan Kartu Keluarga (KK) Kota Depok yang terbitnya setidaknya sudah 1 (satu) tahun pun menjadi persyaratan mutlak. Tujuannya tentu saja menyaring agar calon peserta didik yang mendaftar di sekolah negeri dibawah Dinas Pendidikan Kota Depok adalah benar-benar warga Depok, yang telah memiliki KK dan tinggal di Depok setidaknya 1 (satu) tahun. Jika tidak, maka tombol opsi untuk melakukan pendaftaran tidak dapat di tekan. Tujuannya memang positif, dimana Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan prioritas kepada warga Depok untuk dapat bersekolah di kotanya sendiri dan sekolah yang dekat dari tempat tinggalnya sesuai KK. Namun dampaknya untuk Sekolah Dasar Negeri banyak calon peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun keatas tidak dapat masuk sekolah dikarenakan K...

Guru Malas Menulis, Murid Malas Membaca: Tantangan dan Solusi Pendidikan

Dalam era digital yang serba cepat ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan baru yang tak terelakkan: penurunan minat guru dalam menulis dan menurunnya minat siswa dalam membaca. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan perkembangan intelektual siswa. Artikel ini akan mengupas penyebab, dampak, dan solusi dari masalah ini. Penyebab Guru Malas Menulis 1. Beban Kerja yang Tinggi: Guru sering kali menghadapi beban kerja yang tinggi, mulai dari mengajar, menyiapkan materi, hingga mengurus administrasi. Hal ini menyisakan sedikit waktu dan energi untuk menulis. 2. Kurangnya Motivasi: Beberapa guru mungkin merasa tidak ada insentif atau penghargaan yang cukup untuk menulis, baik dalam bentuk artikel ilmiah, buku, atau bahkan materi pembelajaran yang inovatif. 3. Teknologi dan Sumber Daya: Keterbatasan akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menulis, seperti komputer dan akses internet yang stabil, juga bisa menjadi kendala.