Langsung ke konten utama

Orang terlanjur blogger

media sosial
Tahun 2003, pertama kali gue memberanikan diri masuk ke warnet, situs web yang pertama kali gue buka adalah boleh[dot]com. Situs kedua yang selanjutnya gue buka adalah yahoo[dot]com, dan disitulah gue mendapatkan email pertama gue beserta teh botol dari operator warnet karena gue main lebih dari satu jam.

Saat itu belum ramai yang namanya jejaring sosial seperti sekarang ini, dan gue gak tertatrik dengan yang namanya jejaring sosial. Gue hanya tertarik dengan apa yang namanya website. Dan mulailah gue bikin website sederhana di geocities[dot]com.

Setelah sekian lama, gue gak puas sama website gue yang abal-abal. Gue juga gak ahli coding, terus bagaimana mau bikin website, sekali lagi gue masih gak tertarik dengan jejaring sosial.  Akhirnya gue coba belajar PHP dan MySQL, tapi semakin dipelajari, gue semakin bingung. Apalagi kerjaan gue banyak, jadi waktu untuk belajar coding sedikit banget. Akhirnya tanpa sengaja gue ketemu CMS Joomla, dan langsung jatuh hati. Lahirlah website pertama gue dengan nama kakbayu[dot]com ditahun 2005. Lagi-lagi gue masih belum tertarik jejaring sosial, sepertinya gue terlahir kedunia maya bukan untuk menjadi hamba jejaring sosial, melainkan seorang blogger :P

Sampai pada suatu saat, ada seorang pengunjung blog gue sebut saja bernama Dhiena Chana, nama yang sesuai untuk menjadi hamba jejaring sosial, membujuk gue agar membuka akun jejaring sosial, waktu itu lagi trend-trendnya Friendster. Gue tentu nolak dong, apalagi blog gue lagi rame-ramenya dengan pengunjung, karena memang waktu itu jejaring sosial belum serame sekarang.

Gue sempet pindah hosting, sebagaimana yang pernah gue ceritakan, web hosting gue diserang, blog gue ancur lebur. Dan gue terpaksa pindah hosting dan mengganti domain gue jadi kakbayu.web.id, memulai dari awal lagi.

Disela kesibukan gue, Dhiena Chana tetap suka main ke blog gue dan terus merayu gue untuk membuka akun jejaring sosial. Akhirnya hati blogger gue luluh juga, maka lahirlah akun pertama jejaring sosial gue di friendster dan Dhiena Chana adalah teman pertama dan satu-satunya untuk beberapa waktu. Ini adalah dosa pertama gue di dunia maya, gue jadi hamba jejaring sosial, gue semakin sesat dengan membuat gliter-gliter nama gue yang gue pamerin di Friendster gue.

Disela kesesatan gue, blog gue pernah berhasil menembus ranking 400ribuan Alexa, dan gue saat itu juga sudah mulai belajar tentang Google Adsense. Gue coba daftarkan blog gue yang merupakan blog gado-gado dengan nama yang gak menjual juga, tapi blog gue mungkin menang di umur, TLD dan bukan blog gratisan. Tulisan di blog gue meskipun hanya tulisan santai tapi bukan merupakan tulisan copy paste. Urusan SEO, waktu itu gue belum kenal SEO. Tepat pada tanggal 28 Mei 2010 (artinya umur domain gue kurang lebih 3 tahun) gue menerima email dari Google yang isinya ucapan selamat karena blog gue diterima bergabung sebagai publisher Google Adsense. Gue seneng banget, ternyata blog gado-gado yang isinya tulisan-tulisan keseharian gue bisa memukau tim Google Adsense.

Dari sini gue mulai "tobat", gue gak mau lagi jadi hamba jejaring sosial, gue kembali kejalan yang lurus dan gue tinggalkan Friendster, tapi tentu gue gak akan meninggalkan Dhiena Chana, karena dia adalah pengunjung blog gue waktu itu dan gue punya tempat khusus untuk dia di hati gue :P Gue makin semangat nulis, karena gue juga gak mau mengecewakan om Google yang udah ngasih kepercayaan selama kurang lebih 5 tahun sebagai publisher adsense-nya.

Terus pertanyaanya, apakah sekarang gue punya akun jejaring sosial? Tentu punya, Facebook dan Twitter, namun gue gak mau terlena dengan keduanya. Gue lebih suka nge-blog, karena blog diibaratkan sebagai rumah gue, dan jejaring sosial itu tempat nongkrong gue. Kalo gue sering nongkrong dan jarang dirumah, tentu aja gak baik. Begitupun sebaliknya, gue dirumah mulu jarang keluar, ya jadi kuper.

Sekarang gue memanfaatkan jejaring sosial untuk mempromosikan tulisan-tulisan gue. Oh iya, ini kategori namanya My Gue, hanya di kategori ini gue akan menggunakan kata ganti orang pertama "gue", karena gue ada turunan orang betawi, maka gue berhak menggunakan kata gue. Dan di kategori ini isinya cuma tulisan-tulisan ringan, sekedar mengikuti apa yang ada diotak gue. Semoga berkenan :)

Baca Juga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Begini cara hitung skor PPDB Zonasi Sekolah Dasar Negeri Kota Depok Tahun 2024

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok tahun ini rupanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2024 ini PPDB dilaksanakan secara terintegrasi dari TK Negeri, SD Negeri dan SMP Negeri. Tahun ini pun persyaratan Kartu Keluarga (KK) Kota Depok yang terbitnya setidaknya sudah 1 (satu) tahun pun menjadi persyaratan mutlak. Tujuannya tentu saja menyaring agar calon peserta didik yang mendaftar di sekolah negeri dibawah Dinas Pendidikan Kota Depok adalah benar-benar warga Depok, yang telah memiliki KK dan tinggal di Depok setidaknya 1 (satu) tahun. Jika tidak, maka tombol opsi untuk melakukan pendaftaran tidak dapat di tekan. Tujuannya memang positif, dimana Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan prioritas kepada warga Depok untuk dapat bersekolah di kotanya sendiri dan sekolah yang dekat dari tempat tinggalnya sesuai KK. Namun dampaknya untuk Sekolah Dasar Negeri banyak calon peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun keatas tidak dapat masuk sekolah dikarenakan K...

Guru Malas Menulis, Murid Malas Membaca: Tantangan dan Solusi Pendidikan

Dalam era digital yang serba cepat ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan baru yang tak terelakkan: penurunan minat guru dalam menulis dan menurunnya minat siswa dalam membaca. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan perkembangan intelektual siswa. Artikel ini akan mengupas penyebab, dampak, dan solusi dari masalah ini. Penyebab Guru Malas Menulis 1. Beban Kerja yang Tinggi: Guru sering kali menghadapi beban kerja yang tinggi, mulai dari mengajar, menyiapkan materi, hingga mengurus administrasi. Hal ini menyisakan sedikit waktu dan energi untuk menulis. 2. Kurangnya Motivasi: Beberapa guru mungkin merasa tidak ada insentif atau penghargaan yang cukup untuk menulis, baik dalam bentuk artikel ilmiah, buku, atau bahkan materi pembelajaran yang inovatif. 3. Teknologi dan Sumber Daya: Keterbatasan akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menulis, seperti komputer dan akses internet yang stabil, juga bisa menjadi kendala.