Langsung ke konten utama

Silaturahim dengan orang tua dan saudara

almira
Mira gak bisa diam
Silaturahim adalah hal yang penting, apalagi ketika Idul Fitri, saking ingin menyambung silaturahim, maka munculah budaya mudik di Indonesia. Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan bentangan wilayah yang luas serta penduduk yang tersebar, maka jika sudah waktunya menyambung silaturahim dihari yang fitri ini, berbondong-bondonglah mereka kembali ke kampung halamannya. Ketempat orang tua, sanak saudara dan handai taulan.

Saya dan istri pun demikian, tapi berhubung orang tua semuanya sudah di daerah Depok, ya jadi gak perlu mudik segala. Hari kedua kerumah ibu saya, kebetulan ibu saya sudah janda, bapak sudah lama meninggal. Kemudian hari ke tiga kerumah mertua di Citayam, dan dilanjutkan pergi ke Bojong Gede. Disini saya bertemu dengan om-om saya, adik-adik dari almarhum bapak.


foto keluarga
Mira, Om Parno dan Bu Lik
Ketika bersama mereka, rasanya saya seperti mendapati kehadiran bapak, guratan-guratan wajah mereka seperti bercerita tentang bapak. Apalagi kalau sedang ngobrol dengan om Parno, sangat-sangat mirip dengan bapak, apalagi keduanya sama-sama anggota TNI, om di TNI-AD sedangkan bapak di TNI-AL (Marinir). Gaya bicaranya hampir-hampir sama, disitulah saya suka menerawang jauh kemasa lalu tentang masa kecil dan masa muda bapak dan adik-adiknya ini, mulai dari kehidupannya di Gombong, Surabaya sampai ke Jakarta. Masa kecil yang sulit karena masih jaman perang.

Saya pernah ingat cerita ketika bapak saya masih kecil, beliau dibawa oleh kakek saya menggunakan karung, kemudian dilemparkan ke sungai agar selamat dari kejaran tentara musuh. Sampai kemudian bapak bergabung menjadi militer sukarela kalau gak salah waktu itu jaman Trikora dan kemudian bergabung dengan KKO TNI-AL dengan memalsukan tanda tangan orang tuanya. Dulu kalau mau masuk TNI bebas biaya, asal mau ikut perang aja :)

Kalau dalam Islam, silaturahim penting, mengunjungi teman atau saudara orang tua kita yang sudah meninggal dan berbuat baik kepada mereka sangat dianjurkan.

kko - marinir
Foto-foto almarhum bapak
Pada kesempatan ini, saya selaku Admin kakbayu.web.id ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1436H, mohon maaf lahir dan bathin kepada para pengunjung sekalian.
Salam Blogger Indonesia !

Baca Juga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Begini cara hitung skor PPDB Zonasi Sekolah Dasar Negeri Kota Depok Tahun 2024

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok tahun ini rupanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2024 ini PPDB dilaksanakan secara terintegrasi dari TK Negeri, SD Negeri dan SMP Negeri. Tahun ini pun persyaratan Kartu Keluarga (KK) Kota Depok yang terbitnya setidaknya sudah 1 (satu) tahun pun menjadi persyaratan mutlak. Tujuannya tentu saja menyaring agar calon peserta didik yang mendaftar di sekolah negeri dibawah Dinas Pendidikan Kota Depok adalah benar-benar warga Depok, yang telah memiliki KK dan tinggal di Depok setidaknya 1 (satu) tahun. Jika tidak, maka tombol opsi untuk melakukan pendaftaran tidak dapat di tekan. Tujuannya memang positif, dimana Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan prioritas kepada warga Depok untuk dapat bersekolah di kotanya sendiri dan sekolah yang dekat dari tempat tinggalnya sesuai KK. Namun dampaknya untuk Sekolah Dasar Negeri banyak calon peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun keatas tidak dapat masuk sekolah dikarenakan K...

Guru Malas Menulis, Murid Malas Membaca: Tantangan dan Solusi Pendidikan

Dalam era digital yang serba cepat ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan baru yang tak terelakkan: penurunan minat guru dalam menulis dan menurunnya minat siswa dalam membaca. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan perkembangan intelektual siswa. Artikel ini akan mengupas penyebab, dampak, dan solusi dari masalah ini. Penyebab Guru Malas Menulis 1. Beban Kerja yang Tinggi: Guru sering kali menghadapi beban kerja yang tinggi, mulai dari mengajar, menyiapkan materi, hingga mengurus administrasi. Hal ini menyisakan sedikit waktu dan energi untuk menulis. 2. Kurangnya Motivasi: Beberapa guru mungkin merasa tidak ada insentif atau penghargaan yang cukup untuk menulis, baik dalam bentuk artikel ilmiah, buku, atau bahkan materi pembelajaran yang inovatif. 3. Teknologi dan Sumber Daya: Keterbatasan akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menulis, seperti komputer dan akses internet yang stabil, juga bisa menjadi kendala.