Langsung ke konten utama

Sekedar cerita ikut rapat rutin operator Dapodik

Kesibukan gue saat ini lagi padat-padatnya, sampai-sampai gue kelupaan dengan profesi gue sebagai blogger. Bahkan gue hampir lupa kalau gue punya blog jika pak Ferry ketua operator sekolah dan mbak Ovie yang tunjuk-tunjuk gue sebagai seorang yang suka nulis di blog.

Awalnya dari rencana ingin membuat website untuk operator, dan didiskusikan ketika rapat tadi siang. Gue sendiri sih lebih lama main di Joomla setelah sebelumnya gue sempet amnesia gara-gara belajar coding web. Jadi gue usulkan aja Joomla, namun kalau levelnya web, tentu mesti ada tim. Masalahnya web ini kan domainnya berbayar, hostingnya juga berbayar, jadi kalau tidak dimaksimalkan ya sayang-sayang sumber daya eh sumber dana maksudnya.

Ada operator lain yang menawarkan menggunakan wordpress, memang wordpress lengkap dukungannya, banyak fitur dan konon lebih mudah dioperasikan. Dan sebenarnya sih oke-oke aja pakai wordpress kek, joomla kek ataupun platform blogspot kaya blog gue ini. Yang penting bisa konsisten gak mengelolanya? Mengingat kerjaan operator saja sudah sedemikian menyita waktu, jadi butuh kemauan yang keras, dan kayaknya kemauan itu udah hilang pada diri gue.

Gue pernah membuat website pribadi yang berbayar yang gue kelola selama bertahun-tahun, namun karena tidak dimaksimalkan, ya uang gue mengucur cuma untuk bayar domain dan sewa server saja untuk share hosting. Sampai akhirnya gue itung-itungan, gue harus mengurangi pengeluaran online gue, mengingat pendapatan gue dari iklan gak nambah-nambah #hehehe

Tadinya pengen coba wordpress gratisan, tapi mengingat gue adalah publisher Google Adsense, akhirnya ya masuk blogspot aja. Untuk membuat blog sederhana dengan fitur-fitur simpel begini aja gue sampai begadang tiap malam sampai semingguan. Cari-cari skrip, edit-edit html, gonta-ganti template, baca "literatur-literatur" tentang blogspot dan memaksimalkan SEO nya, karena gue termasuk baru di blogspot. Sampai akhirnya blog gue bisa menyandang badge "SEO 100%" yang maksudnya blog gue udah menjadi blog yang ramah dengan mesin pencari. Melelahkan banget, namun jika sudah berhasil ya gue seneng banget. Sepertinya untuk jangka panjang gue akan mempertahankan template blog ini, yang sebenarnya sih template dasar di blogspot, namun udah gue edit sana sini. Ada breadcum, page navigation, judul posting diawal nama blog, site map, dan tentunya gue suka template yang simpel, gak banyak kelap-kelip kaya gliter anak alay di Friendster.

Wordpress memang memiliki modul-modul untuk memaksimalkan SEO, namun blogspot juga bisa melakukannya dengan mengedit skrip-skripnya. Kalau gak ngerti bahasa pemrograman internet, tinggal cari skripnya saja yang bertebaran di internet, terus tinggal sisipkan pada skrip blog kita. Dan satu lagi syaratnya, lo harus bisa baca tentunya dan jangan menyerah kalau tiba-tiba blog lo amburadul.

Kalau saran gue sih, sebelum bener-bener bikin web, mending beli domain dulu terus buat aja di blogspot atau wordpress gratisan. Gue lebih prefer blogspot dibanding wordpress gratisan. Gue gak pernah pake wordpress jadi gue gak mau komen, kagak ngerti. Yang pasti di blogspot ada fitur untuk mengundang penulis yang punya akun google sebagai penulis tamu. Nah dengan begitu weblog bisa digarap artikelnya secara bersama, dengan tim penulis artikel macam wartawan lepas. Kalau sudah bisa berjalan, bisa selalu up to date, baru memikirkan hosting yang mandiri. Gue aja yang niatnya bikin satu tulisan per hari gagal total, kadang sepi ide, kadang gak ada ide dan kadang gue lupa kalau gue seorang blogger yang dinanti-nanti di dunia maya #eeeaa.

Semoga posting gue kali ini ada yang baca :D

Baca Juga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Begini cara hitung skor PPDB Zonasi Sekolah Dasar Negeri Kota Depok Tahun 2024

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok tahun ini rupanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2024 ini PPDB dilaksanakan secara terintegrasi dari TK Negeri, SD Negeri dan SMP Negeri. Tahun ini pun persyaratan Kartu Keluarga (KK) Kota Depok yang terbitnya setidaknya sudah 1 (satu) tahun pun menjadi persyaratan mutlak. Tujuannya tentu saja menyaring agar calon peserta didik yang mendaftar di sekolah negeri dibawah Dinas Pendidikan Kota Depok adalah benar-benar warga Depok, yang telah memiliki KK dan tinggal di Depok setidaknya 1 (satu) tahun. Jika tidak, maka tombol opsi untuk melakukan pendaftaran tidak dapat di tekan. Tujuannya memang positif, dimana Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan prioritas kepada warga Depok untuk dapat bersekolah di kotanya sendiri dan sekolah yang dekat dari tempat tinggalnya sesuai KK. Namun dampaknya untuk Sekolah Dasar Negeri banyak calon peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun keatas tidak dapat masuk sekolah dikarenakan K...

Guru Malas Menulis, Murid Malas Membaca: Tantangan dan Solusi Pendidikan

Dalam era digital yang serba cepat ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan baru yang tak terelakkan: penurunan minat guru dalam menulis dan menurunnya minat siswa dalam membaca. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan perkembangan intelektual siswa. Artikel ini akan mengupas penyebab, dampak, dan solusi dari masalah ini. Penyebab Guru Malas Menulis 1. Beban Kerja yang Tinggi: Guru sering kali menghadapi beban kerja yang tinggi, mulai dari mengajar, menyiapkan materi, hingga mengurus administrasi. Hal ini menyisakan sedikit waktu dan energi untuk menulis. 2. Kurangnya Motivasi: Beberapa guru mungkin merasa tidak ada insentif atau penghargaan yang cukup untuk menulis, baik dalam bentuk artikel ilmiah, buku, atau bahkan materi pembelajaran yang inovatif. 3. Teknologi dan Sumber Daya: Keterbatasan akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menulis, seperti komputer dan akses internet yang stabil, juga bisa menjadi kendala.