Langsung ke konten utama

Habis Ikutan UKG nih....

UKGKemarin (12/11) saya mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG) di SMPN 5 Depok. Bagi saya yang cuma guru non PNS, UKG ini sepertinya tidak memiliki pengaruh langsung terhadap "nasib" saya, lagian juga saya belum sertifikasi, untuk apa coba? Tapi karena ini merupakan program pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan, maka saya tetap mengikuti dengan senang hati.

Saya sendiri disekolah adalah guru bidang studi Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta tugas tambahan sebagai Operator Dapodik. Disini saya memilih mata ujian guru kelas atas Sekolah Dasar. Pendidikan saya sendiri S1 Pendidikan Matematika. Target UKG kali ini yang ditentukan Kemendikbud adalah mencapai nilai 55. Ya kalau bagi saya mau nilai berapapun tidak berpengaruh, tapi yang penting untuk mengukur kemampuan pedagogik dan profesional saya, toh saya hanya guru amatir (belum sertifikasi guru profesional).

hasil UKGSaya tidak menyiapkan diri secara khusus untuk menghadapi UKG ini, soalnya itu tadi, tugaas tambahan sebagai operator sekolah sangat-sangat menyita waktu. Mulai dari urusan tenaga pendidik, kesiswaan, keuangan BOS, aset, dan lainnya sudah menjadi rutinitas bagi seorang operator sekolah. Pekerjaan yang menumpuk juga tidak memungkinkan saya berlatih simulasi online UKG atau baca-baca materi tentang keguruan dan kependidikan. Tapi mudah-mudahan sisa-sisa ingatan bekas kuliah dulu bisa "menolong" saya.

Sampai ditempat UKG, ternyata jumlah soalnya ada 80, terdiri dari 24 soal pedagogik dan 56 soal profesional, ini pertama kalinya. UKG dimulai, dan Alhamdulilah saya dapat menjawab benar soal pedagogik sebanyak 18 dan soal profesional sebanyak 39. Secara hitungan saya mendapatkan nilai:
(18+39) / 80 x 100
57 / 80 x 100 = 71,3

Alhamdulillah, setidaknya saya telah berhasil melampaui target 55 meskipun tidak ada pengaruhnya bagi guru non PNS seperti saya ini.

Update:

Ternyata nilai UKG online yang saya peroleh:
Pedagogik 89,2857142
Profesional 82,9081632
Nilai Total 84,8214

Gak jelek-jelek amat untuk seorang operator sekolah.

Baca Juga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Begini cara hitung skor PPDB Zonasi Sekolah Dasar Negeri Kota Depok Tahun 2024

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok tahun ini rupanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2024 ini PPDB dilaksanakan secara terintegrasi dari TK Negeri, SD Negeri dan SMP Negeri. Tahun ini pun persyaratan Kartu Keluarga (KK) Kota Depok yang terbitnya setidaknya sudah 1 (satu) tahun pun menjadi persyaratan mutlak. Tujuannya tentu saja menyaring agar calon peserta didik yang mendaftar di sekolah negeri dibawah Dinas Pendidikan Kota Depok adalah benar-benar warga Depok, yang telah memiliki KK dan tinggal di Depok setidaknya 1 (satu) tahun. Jika tidak, maka tombol opsi untuk melakukan pendaftaran tidak dapat di tekan. Tujuannya memang positif, dimana Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan prioritas kepada warga Depok untuk dapat bersekolah di kotanya sendiri dan sekolah yang dekat dari tempat tinggalnya sesuai KK. Namun dampaknya untuk Sekolah Dasar Negeri banyak calon peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun keatas tidak dapat masuk sekolah dikarenakan K...

Guru Malas Menulis, Murid Malas Membaca: Tantangan dan Solusi Pendidikan

Dalam era digital yang serba cepat ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan baru yang tak terelakkan: penurunan minat guru dalam menulis dan menurunnya minat siswa dalam membaca. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan perkembangan intelektual siswa. Artikel ini akan mengupas penyebab, dampak, dan solusi dari masalah ini. Penyebab Guru Malas Menulis 1. Beban Kerja yang Tinggi: Guru sering kali menghadapi beban kerja yang tinggi, mulai dari mengajar, menyiapkan materi, hingga mengurus administrasi. Hal ini menyisakan sedikit waktu dan energi untuk menulis. 2. Kurangnya Motivasi: Beberapa guru mungkin merasa tidak ada insentif atau penghargaan yang cukup untuk menulis, baik dalam bentuk artikel ilmiah, buku, atau bahkan materi pembelajaran yang inovatif. 3. Teknologi dan Sumber Daya: Keterbatasan akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menulis, seperti komputer dan akses internet yang stabil, juga bisa menjadi kendala.