Langsung ke konten utama

Review Microsoft Lumia 640 XL Dual SIM Dengan Kamera 13 MP Zeiss Optic


Lumia 640 XL - Livetekno[dot]com
Kali ini saya akan mereview gadget yang baru saja datang ke "meja redaksi", yaitu Microsoft Lumia 640 XL. Sebuah smartphone yang bisa dikatagorikan Phablet karena memiliki ukuran diagonal layar 5,7 inch. Ukuran ini cukup besar namun masih nyaman untuk digenggam. Smartphone ini menjalankan OS Windows Phone 8.1 Denim dan katanya sih akan mendapatkan update Windows Mobile 10.

Jaringan

Microsoft Lumia 640 XL menggunakan jaringan GSM 850 / 900 / 1800 / 1900 - SIM 1 & SIM 2 (dual SIM), dan 3G HSDPA 850 / 900 / 1900 / 2100 dengan speed HSPA 42.2/5.76 Mbps. Ada juga yang versi LTE baik yang 640 maupun 640 XL. Namun saat ini di Indonesia sepertinya baru tersedia Lumia 640 LTE dan Lumia 640 XL DS (dual SIM)

Selain itu tentu saja ada koneksi WiFi dan bluetooth, cuma kalau infra red udah gak ada  :D

Layar

Ukuran layar 5,7 inch dengan resolusi 720 x 1280 pixels dan kerapatan ~259ppi. Layar menggunakan teknologi IPS LCD kapasitif dengan Clear Black Display dan sudah dilindungi oleh Corning Gorilla Glass 3, tapi tidak ada salahnya kalau kamu mau memasang tempered glass sebagai perlindungan tambahan. Teknologi Clear Black Display memungkinkan layar lebih jelas ketika dilihat dibawah terik matahari dan juga dapat menggunakan fitur glance screen sebagai notifikasi ketika layar dalam keadaan mati.

Lumia 640 XL
Home screen WP 8.1 Denim
Dapur Pacu

Lumia 640 XL menggunakan prosesor 1.2Ghz Quad Core Cortex A7 dengan chipset Qualcomm MSM8226 Snapdragon 400 dan prosesor grafis Adreno 305 serta RAM sebesar 1GB dimana pada sebuah Windows Phone yang sangat efisien dalam manajemen sumber daya membuat Lumia 640 XL lebih dari cukup dalam menjalankan berbagai aplikasi dan tidak ditemukan kendala yang berarti. Pergerakan layar ketika scroll pun cukup halus, respon terhadap perintahpun cepat. Memori internal yang disediakan adalah 8GB dan eksternal dengan microSD sampai dengan 128GB serta penyimpanan cloud One Drive 30 GB.

Multimedia

Lumia 640 XL dilengkapi pemutar video (MP4, H.264, WMV), pemutar musik (MP3, WAV, eAAC+, WMA), radio FM serta Mix Radio. Suara yang dihasilkan speakernya pun cukup soft, bertenaga dan tidak cempreng, namun kurang keras volumenya. Mungkin karena memang Lumia 640 XL ini bukan dikhususkan sebagai ponsel musik. Selain itu disediakan pengaturan equalizer sehingga karakter musik yang didengar dapat disesuaikan.

Kamera

Ini yang terpenting menurut saya. Lumia 640 XL menggunakan kamera dengan lensa Zeiss dan resolusi 13 MP, f2/0, 28mm, ukuran sensor 1/3”  serta LED flash untuk kamera utamanya. Sedangkan kamera depan berukuran 5 MP. Salah satu hal yang membuat saya selalu memilih Lumia adalah kamera, dimana kamera Lumia dapat diatur secara manual. Bahka di Lumia 520 jadul pun pengaturan manual pada kamera dapat pula dilakukan. Kelebihan lainnya, selain auto fokus juga terdapat manual fokus, dimana kita dapat mengeser slider saat mengambil gambar untuk mengubah fokus kamera seperti halnya kita memutar ring fokus pada kamera DSLR. Keuntungannya, kalau ingin memotret objek kecil (misal foto makro bunga atau serangga kecil yang hinggap di batang pohon) dimana auto fokus sulit untuk mengunci fokus, dengan manual fokus kita dapat dengan mudah menentukan jarak fokus dan membuat background gambar menjadi blur (efek bokeh).

pengaturan kamera secara manual
Fitur manual fokus ini dapat berfungsi juga saat mode video, jadi bisa kasih efek loss fokus terhadap objek yang kita shoot. Dan kerennya Lumia 640 XL sudah mampu membuat video1080p 30fps. Fitur lainnya pada kamera adalah ISO 64-3200, shutter speed 1/16000 – 4s dan bracketing.

Peta

Ini juga salah satu alasan saya tidak berpaling ke ponsel lainnya. Peta dalam Lumia (dan juga jajaran ponsel Nokia sebelumnya) adalah hal yang sangat serius dikembangkan. Peta bisa di download, disimpan dan digunakan meskipun tanpa ada jaringan selular (offline). Saya mulai menggunakan peta ini sejak jaman Nokia C5-03. Dan ada pengalaman seru menggunakannya. Saat itu saya membawa Nokia C5-03 dan dapat tugas keluar, ketempat dimana saya belum tahu persis wilayahnya. Saya aktifkan peta dengan navigasi suara dan saya percayakan saja kemana ponsel tersebut membawa saya. Setelah jalan jauh dan berbagai instruksi arah diberikan si ponsel kepada saya, kemudian ponsel mengatakan “anda sudah sampai ditempat tujuan !” Saya berhenti, bingung, tengok kanan-kiri dan ternyata saya sudah tepat berada didepan gerbang lokasi yang saya cari. Amazing ! Sejak itu saya sudah menghapus daftar ponsel yang akan saya beli kecuali Nokia Lumia. Dan saya membeli ponsel selanjutnya Nokia Lumia 520 yang juga menggunakan navigasi Nokia Maps sebelum akhirnya upgrade ke Microsoft Lumia 640 XL. Terus terang saja, saya termasuk orang yang sulit menghapal jalan, dan dimanapun saya berada, saya tinggal ketik tujuan rumah saya, kantor saya, maka saya bisa kembali dengan menggunakan navigasi Lumia seperti Here Drive+.

Sensor

Lumia 640 XL dibekali berbagai macam sensor yaitu accelerometer, proximity, compass dan sensor core. Tiga yang pertama tentu sudah sering kita dengar, namun yang terakhir sensor core apa itu fungsinya? Ini saya agak bingung, tapi pernah saya baca sensor core ini dapat bekerja dengan daya yang sangat minim untuk tetap aktif merespon keadaan sekitarnya. Sensor core ini dapat digunakan untuk mengaktifkan Cortana asisten pribadi seperti halnya SIRI pada Apple. Lalu untuk mencatat pergerakan meskipun ponsel dalam keadaan standby didalam genggaman kita. Beberapa aplikasi memang menggunakan data dari sensor core ini, diantaranya aplikasi Sehat dan Bugar. CMIIW!

Lumia 640 XL
aplikasi pencatat langkah
cocok buat nemenin olahraga joging :)

Unboxing

Dalam kemasan kardus yang cukup simpel, kamu akan mendapatkan:
- 1 unit Microsoft Lumia 640 XL
- 1 unit baterai 3000mAh
- 1 unit charger Microsoft
- 1 unit earphone
- buku petunjuk
- kartu garansi

Harga Microsoft Lumia 640 LTE berkisar 2,5-2,6 juta sedangkan untuk Microsoft Lumia 640 XL berada di kisaran 2,9-3 juta. Mengapa yang XL lebih mahal? Karena layar yang lebih besar, kapasitas baterai yang lebih besar dan kamera yang lebih gahar (13MP dan pakai lensa Zeiss). Jadi lebih baik pilih yang 640 XL karena toh jaringan LTE (4G) menurut saya belum terlalu perlu untuk sebuah smartphone. Jaringan 3.5G sebenarnya sudah sangat memadahi untuk memenuhi kebutuhan data smartphone, asal jaringannya stabil dan sinyal yang diperoleh kuat. Saya sendiri malah lebih sering berada pada mode 2G untuk sekedar berjejaring sosial dan browsing pakai opera mini maupun UC Browser, paling kalau di kantor aktifkan WiFi saja untuk nonton You Tube. Sedangkan LTE (4G) sepertinya saya lebih suka menerapkannya pada modem wireless untuk digunakan pada laptop maupun hotspot.

Skor AnTuTu

skor antutu lumia 640 xl
Skor AnTuTu yang tidak terlalu tinggi
namun bukan berarti Lumia 640 XL tidak smooth
dalam menjalankan aplikasi. Anehnya skor Antutu yang diperoleh
rata-rata lebih tinggi saat mode hemat baterai aktif.

Berikut saya tampilkan hasil kamera Lumia 640 XL dengan editing standar (terang-gelap dan menurunkan resolusi agar lebih ringan saat di upload dalam blog ini).

Hasil Kamera Lumia 640XL DS
Bokeh Creamy :)
Hasil Kamera Lumia 640XL DS
Bokeh Mealty :P
Hasil Kamera Lumia 640XL DS
Bokeh Crispy :P
Hasil Kamera Lumia 640XL DS
Kucing Boke :D
Jadi buat kamu-kamu yang mau upgrade ponsel dengan budget 3 jutaan dan kamu termasuk anti mainstream, kayaknya Microsoft Lumia 640 XL dual SIM bisa masuk dalam nominasi kamu.

Foto lainnya:

Hasil Kamera Lumia 640XL DS

Hasil Kamera Lumia 640XL DS

Hasil Kamera Lumia 640XL DS

Baca Juga

Komentar

  1. Kameranya bagus kak, asli tuh hasil fotonya Lumia 640XL?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asli, itu efek blur nya (bokeh) juga asli bukan hasil editing software.

      Hapus

Posting Komentar

Jika berkenan, kamu bisa memberikan komentar disini, dan jika kamu punya blog, saya akan kunjung balik. (Isi komentar diluar tanggung jawab kami).

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Begini cara hitung skor PPDB Zonasi Sekolah Dasar Negeri Kota Depok Tahun 2024

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok tahun ini rupanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2024 ini PPDB dilaksanakan secara terintegrasi dari TK Negeri, SD Negeri dan SMP Negeri. Tahun ini pun persyaratan Kartu Keluarga (KK) Kota Depok yang terbitnya setidaknya sudah 1 (satu) tahun pun menjadi persyaratan mutlak. Tujuannya tentu saja menyaring agar calon peserta didik yang mendaftar di sekolah negeri dibawah Dinas Pendidikan Kota Depok adalah benar-benar warga Depok, yang telah memiliki KK dan tinggal di Depok setidaknya 1 (satu) tahun. Jika tidak, maka tombol opsi untuk melakukan pendaftaran tidak dapat di tekan. Tujuannya memang positif, dimana Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan prioritas kepada warga Depok untuk dapat bersekolah di kotanya sendiri dan sekolah yang dekat dari tempat tinggalnya sesuai KK. Namun dampaknya untuk Sekolah Dasar Negeri banyak calon peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun keatas tidak dapat masuk sekolah dikarenakan K...

Guru Malas Menulis, Murid Malas Membaca: Tantangan dan Solusi Pendidikan

Dalam era digital yang serba cepat ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan baru yang tak terelakkan: penurunan minat guru dalam menulis dan menurunnya minat siswa dalam membaca. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan perkembangan intelektual siswa. Artikel ini akan mengupas penyebab, dampak, dan solusi dari masalah ini. Penyebab Guru Malas Menulis 1. Beban Kerja yang Tinggi: Guru sering kali menghadapi beban kerja yang tinggi, mulai dari mengajar, menyiapkan materi, hingga mengurus administrasi. Hal ini menyisakan sedikit waktu dan energi untuk menulis. 2. Kurangnya Motivasi: Beberapa guru mungkin merasa tidak ada insentif atau penghargaan yang cukup untuk menulis, baik dalam bentuk artikel ilmiah, buku, atau bahkan materi pembelajaran yang inovatif. 3. Teknologi dan Sumber Daya: Keterbatasan akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menulis, seperti komputer dan akses internet yang stabil, juga bisa menjadi kendala.