Langsung ke konten utama

Nasi Padang Urap Daun Singkong

nasi padang
sumber: internet
Tokoh dalam cerita kali ini adalah: Indra AK (alm) atau biasa dipanggil Qosim. Merupakan adiknya kakbayu yang sangat fanatik dalam hal masakan Padang. Nasi bungkus padang dengan lauk rendang adalah hal yang paling sakral bagi dia.

Lani yang biasa di panggil Alan. Yang pasti dia orang Sunda dan tidak memiliki rasa fanatik terhadap makanan. Asal banyak dan kenyang itu nomor wahid bagi dia.

Disuatu siang yang cerah, Qosim dan Lani sedang duduk-duduk di teras masjid, hati keduanya adem lantaran dikantong mereka ada uang gajian yang baru aja dibayar. Kalau kantong ada isinya, semua juga jadi indah dan menyenangkan, tentraaam!!! Itulah yang dirasakan Qosim dan Lani, sampai akhirnya ketenangan itu  diganggu rasa lapar yang mendera kedua insan manusia yang lagi punya duit ini.

Tapi bukan masalah juga kali ya, ketika lapar dan di kantong ada duit. Qosim segera bilang ke Lani seperti ini nih:

Qosim: "Lan, beli nasi padang gih !"

Lani: "Mane sini uangnya!"

Qosim: "Ente tahu nasi padang kan?!"

Lani : "Tahulah, sini mane uangnya !"

Qosim : "Pake rendang, ada daun singkongnya !"

Lani : "Iya ane tahu !"

Kemudian mereka patungan alias bayar sendiri-sendiri, maklum sama-sama sang pemuda gajian. Berangkatlah Lani dengan menggunakan sepeda. Qosim yang ditinggal merasa cemas, masalahnya dia kagak yakin apa si Lani ngerti nasi padang, kan dia orang Sunda. Tapi bayangan sebentar lagi akan makan rendang mengalahkan kecemasan Qosim.

Akhirnya sampai juga Lani dengan sepeda dan tentengan di stang sepedanya. Kedua sahabat itu tersenyum sumringah. Makan enak nih !

Lalu mulailah bungkus nasi padang dikeluarkan dari plastiknya, Qosim sedikit curiga, kok tumben bungkusan nasi padang kagak rapi dan kertasnya lecek. Tapi Qosim masih husnudzon seperti yang diajarkan ustadz mereka selama ini. Kali aja yang bungkusin belum jago dan kertas lecek karena dibawa pakai sepeda, begitu hati Qosim berkata.

Karet dilepas, loh kok yang kelihatan duluan urap daun singkong pake ada kelapanya lagi, bukan daun singkong dan bumbu rendang sebagaimana kalau kita membuka bungkus nasi padang. "Beli dimana nih Lan?" kata Qosim bingung, lantaran sepanjang hidupnya belum pernah lihat nasi padang ada urapnya. "Itu yang deket SD 2..." "Yah, itu mah bukan nasi padang, itu warung nasi biasa." Kata Qosim sedikit kecewa. "Tadi kata ente nasi padang yang ada daun singkongnya, ane tanya ke yang jual, ada daun singkongnya gak? Ada katanya, eh dikasihnya begini." jawab Lani seolah mencari pembenaran. Qosim lemes dan berkata "Ini mah nasi urap pake ayam Lan..."

Haripun berubah menjadi senep setelah impian Qosim makan nasi padang tidak terwujud dan malahan makan nasi dari warkopnas!

Baca Juga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Begini cara hitung skor PPDB Zonasi Sekolah Dasar Negeri Kota Depok Tahun 2024

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok tahun ini rupanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2024 ini PPDB dilaksanakan secara terintegrasi dari TK Negeri, SD Negeri dan SMP Negeri. Tahun ini pun persyaratan Kartu Keluarga (KK) Kota Depok yang terbitnya setidaknya sudah 1 (satu) tahun pun menjadi persyaratan mutlak. Tujuannya tentu saja menyaring agar calon peserta didik yang mendaftar di sekolah negeri dibawah Dinas Pendidikan Kota Depok adalah benar-benar warga Depok, yang telah memiliki KK dan tinggal di Depok setidaknya 1 (satu) tahun. Jika tidak, maka tombol opsi untuk melakukan pendaftaran tidak dapat di tekan. Tujuannya memang positif, dimana Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan prioritas kepada warga Depok untuk dapat bersekolah di kotanya sendiri dan sekolah yang dekat dari tempat tinggalnya sesuai KK. Namun dampaknya untuk Sekolah Dasar Negeri banyak calon peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun keatas tidak dapat masuk sekolah dikarenakan K...

Guru Malas Menulis, Murid Malas Membaca: Tantangan dan Solusi Pendidikan

Dalam era digital yang serba cepat ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan baru yang tak terelakkan: penurunan minat guru dalam menulis dan menurunnya minat siswa dalam membaca. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan perkembangan intelektual siswa. Artikel ini akan mengupas penyebab, dampak, dan solusi dari masalah ini. Penyebab Guru Malas Menulis 1. Beban Kerja yang Tinggi: Guru sering kali menghadapi beban kerja yang tinggi, mulai dari mengajar, menyiapkan materi, hingga mengurus administrasi. Hal ini menyisakan sedikit waktu dan energi untuk menulis. 2. Kurangnya Motivasi: Beberapa guru mungkin merasa tidak ada insentif atau penghargaan yang cukup untuk menulis, baik dalam bentuk artikel ilmiah, buku, atau bahkan materi pembelajaran yang inovatif. 3. Teknologi dan Sumber Daya: Keterbatasan akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menulis, seperti komputer dan akses internet yang stabil, juga bisa menjadi kendala.