Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Rokok 50 Ribu

sumber gambar: health.kompas.com Lagi ramai masalah wacana harga rokok yang akan dinaikan mencapai 50 ribu / bungkus. Tentu pro kontra terjadi antara para perokok yang didukung oleh para produsen rokok beserta jajarannya, dalam hal ini para petani, pekerja, tengkulak dan lainnya yang mengambil keuntungan dari produk rokok dengan para aktivis anti rokok yang didukung para ahli kesehatan. Ujung-ujungnya debat yang gak berkesudahan ini sampai juga membawa-bawa agama. Kata ustadz A rokok makruh, kata ustadz B haram, kata ustadz C mubah kalo dibagi :D Kalau menurut saya, untuk urusan rokok ini gak usah tanya ustadz. Islam mengajarkan untuk bertanya pada ahlinya. Nah ahlinya dalam hal ini adalah dokter, tanya ke dokter rokok bahaya atau tidak? Kalau bahaya kita stop, kalau gak bahaya ya silahkan lanjut. Pasti sudah pada tahu jawabannya dong?!

Sistem Antrian SMS Gateway RSUD Depok, cukup inovatif :)

sumber gambar: nasional.republika.co.id Anak saya sakit batuk dan pilek serta demam. Sudah ketiga kali ke Puskesmas dan kemudian harus dirujuk untuk penanganan lebih lanjut. Tadinya sih dokter menawarkan dirujuk ke RS. Bakti Yudha, awalnya saya oke saja. Tapi katanya kalau untuk mantoux gak ditanggung. Akhirnya cari aman dokter merujuk ke RSUD Depok yang merupakan rumah sakit pemerintah. RSUD, dengar namanya aja pikiran saya sudah under estimate. Satu kata untuk yang namanya RSUD, crowded alias krodit. Layanan ancur-ancuran dan antrinya itu lho, bisa dari jam tahajud kita udah gelar tiker disana kalau mau dapat antrian depan. Tapi…tapi…tapi…tapi… katanya ada cara yang cukup inovatif untuk mempermudah mengantri dan sekaligus untuk memecah antrian agar tidak menumpuk disatu waktu tertentu, yaitu melalui SMS Gateway. Jadi sebelum ke RSUD Depok, apabila kita pasien baru, maka kita kirim SMS dengan format: REG1#NAMA#NIK#TGL.LAHIR#ALAMAT. Untuk tanggal lahir formatnya DD/MM/YYYY...

Dirgahayu Republik Indonesia, Jadilah Bangsa Yang Tidak Hanya Besar Tapi Juga Berbudi

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa para pahlawannya, namun menjadi bangsa yang besar saja tidaklah cukup jika tidak menjadi bangsa yang berbudi. Bangsa yang berbudi adalah bangsa yang tidak melupakan perjuangan bangsa lain untuk kemerdekaan bangsanya. Posting kali ini saya buat untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-71. Usia yang tidak bisa dibilang muda lagi, dan seharusnya bangsa ini semakin tumbuh besar dan berbudi luhur. Saya awali dengan sebuah status pada laman jejaring sosial dari seorang teman:

Apa yang mau gue tulis…

Namanya juga blogger, apalagi kerjaannya selain menulis untuk posting biar blognya aktif dan selalu ada postingan-postingan baru. Oleh karena itu gue selalu mikir dan mikir apa lagi yang mau gue tulis. Kadang gue bisa diam didepan laptop mini gue cukup lama, namun gak keluar juga ide mau nulis apa lagi. Termasuk postingan ini, dimana postingan ini dibuat saat gue lagi bengong mikirin apaan yang harus gue posting di blog ini. Nah saat waktu semakin suntuk dan ide gak keluar juga, akhirnya gue letakan saja jari-jemari gue diatas tuts-tuts keyboard, gue biarkan mereka bergerak, mengalir saja bagaikan air, apa yang akan gue tulis langsung aja gue ketikkan.

Apa sih vlog?

sumber gambar: hw.ac.uk Vlog atau Video Blogging alias Vlogging awalnya adalah nge-blog dengan dikombinasikan konten video. Lama kelamaan vlog menjadi trend tersendiri,  dan vlog adalah cara mudah bagi orang yang mau ngeblog tapi males nulis #haha Dengan vlog, kamu cuma butuh kamera dan lampu untuk menyampaikan ide kamu kepada publik. Eits tapi gak semudah itu juga, seorang vloger setidaknya harus memiliki kemampuan public speaking yang baik, kreatifitas yang tinggi serta urat malunya udah rada getas. Karena apa?! Kamu bisa bayangin ada orang jalan ditempat umum megang kamera DSLR segede Gaban sambil ngoceh sendiri gak karuan. Bagi orang yang gak ngerti kalau tuh orang adalah seorang vlogger, paling dikira orang kampung baru beli kamera dan sok ngartis shooting diri sendiri. Ini derajat korsletnya jauh diatas selfie. Sekarang aja kalau kita ngeliat orang suka selfie berlebihan suka timbul rasa sebel, lah ini lebih parah, bawa-bawa kamera sambil nyorot muka sendiri udah...