Langsung ke konten utama

Apa sih vlog?

vlogging
sumber gambar: hw.ac.uk
Vlog atau Video Blogging alias Vlogging awalnya adalah nge-blog dengan dikombinasikan konten video. Lama kelamaan vlog menjadi trend tersendiri,  dan vlog adalah cara mudah bagi orang yang mau ngeblog tapi males nulis #haha

Dengan vlog, kamu cuma butuh kamera dan lampu untuk menyampaikan ide kamu kepada publik. Eits tapi gak semudah itu juga, seorang vloger setidaknya harus memiliki kemampuan public speaking yang baik, kreatifitas yang tinggi serta urat malunya udah rada getas.

Karena apa?! Kamu bisa bayangin ada orang jalan ditempat umum megang kamera DSLR segede Gaban sambil ngoceh sendiri gak karuan. Bagi orang yang gak ngerti kalau tuh orang adalah seorang vlogger, paling dikira orang kampung baru beli kamera dan sok ngartis shooting diri sendiri. Ini derajat korsletnya jauh diatas selfie. Sekarang aja kalau kita ngeliat orang suka selfie berlebihan suka timbul rasa sebel, lah ini lebih parah, bawa-bawa kamera sambil nyorot muka sendiri udah gitu ngomong sendirian pula. Kadang kreatif sama gila beda tipis #hehe

Tapi sekali lagi, itulah kreatifitas. Vlogging gak sekedar nyorot muka sendiri dari pagi sampai malam, ke pagi lagi lalu ke malam lagi. Ada banyak vlogger yang membuat konten-konten menarik dan bermanfaat. Misalnya unboxing, ini vlog yang termasuk paling sering saya cari. Kemudian tutorial, ini juga menarik. Ada yang membuat film-film pendek, ngerjain orang, nyanyi, dakwah, ngerusakin barang mahal, nyari Pokemon bersama papi, ngancam orang melalui vlog, sampai ngelawak garing. #hehe

Lalu apakah dengan adanya vlogging akan membuat blogging menjadi ditinggalkan? Tentu tidak ! Jangan analogikan vlog dengan blog seperti halnya komputer dengan mesin ketik, dimana ketika komputer sudah menjamur, mesin ketik ditinggalkan orang. Tapi analogikanlah seperti halnya televisi dengan radio. Saat televisi sudah banyak digunakan orang, radio tetap punya kelas dan penikmat tersendiri. Atau mungkin antara motor dengan sepeda, sekarang banyak orang naik motor tapi sepeda pun tetap tidak ditinggalkan. Vlog dan blog bukanlah sesuatu yang subtitusi, tapi saling melengkapi.

Sekarang ini banyak vlogger yang membuat channel di Youtube yang tentu lebih praktis tanpa perlu memikirkan nama domain, skrip-skrip template, dan pengaturan-pengaturan lain ala blog. Namun demikian, bisa saja kita membuat sebuah blog dengan nama domain sendiri, kemudian jika kita juga ingin membuat vlog, maka vlog tersebut disimpan di Youtube lalu di embed kedalam blog kita dan diklasifikasikan berdasarkan kategori. Nontonnya jadi dari blog sendiri, bukan langsung dari Youtube. Apalagi kalau kita nge-blog pakai layanan blogger[dot]com yang masih satu “pabrik” dengan Youtube, yaitu sama-sama miliknya Google, tentu ini sangat powerfull.

Jadi kalau kamu sekarang seorang blogger lalu ada keinginan untuk vlogging, maka jangan tinggalkan blog kamu, tapi kombinasikan konten blog kamu dengan vlog. Contoh, kalau saya mau ikut-ikutan bikin vlog, maka saya tinggal menambah satu kategori (tags) lagi dalam blog saya, misalnya saya buat kategori MyVlog yang isinya vlogs saya dari Youtube.

Baca Juga

Komentar

  1. Memang sekarang sudah makin banyak vlog ya... blogger juga sudah mulai pindah ke vlog. Saya sendiri masih gak sanggup berkutat dalam vlog. Cukup dengan blog untuk sementara waktu.

    BalasHapus
  2. Memang sekarang sudah makin banyak vlog ya... blogger juga sudah mulai pindah ke vlog. Saya sendiri masih gak sanggup berkutat dalam vlog. Cukup dengan blog untuk sementara waktu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi tenang saja, blog akan punya peminat tersendiri. Seperti halnya sepeda dengan motor, ditemukannya motor tidak membuat sepeda ditinggalkan :)

      Hapus
  3. Sekarang ramean VLOG bang , dari pada blogging, penghasilanya pun gede VLOg :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau kita punya blog, ya manfatkan blog nya juga untuk dijadikan etalase vlog kita.

      Hapus

Posting Komentar

Jika berkenan, kamu bisa memberikan komentar disini, dan jika kamu punya blog, saya akan kunjung balik. (Isi komentar diluar tanggung jawab kami).

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Begini cara hitung skor PPDB Zonasi Sekolah Dasar Negeri Kota Depok Tahun 2024

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok tahun ini rupanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2024 ini PPDB dilaksanakan secara terintegrasi dari TK Negeri, SD Negeri dan SMP Negeri. Tahun ini pun persyaratan Kartu Keluarga (KK) Kota Depok yang terbitnya setidaknya sudah 1 (satu) tahun pun menjadi persyaratan mutlak. Tujuannya tentu saja menyaring agar calon peserta didik yang mendaftar di sekolah negeri dibawah Dinas Pendidikan Kota Depok adalah benar-benar warga Depok, yang telah memiliki KK dan tinggal di Depok setidaknya 1 (satu) tahun. Jika tidak, maka tombol opsi untuk melakukan pendaftaran tidak dapat di tekan. Tujuannya memang positif, dimana Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan prioritas kepada warga Depok untuk dapat bersekolah di kotanya sendiri dan sekolah yang dekat dari tempat tinggalnya sesuai KK. Namun dampaknya untuk Sekolah Dasar Negeri banyak calon peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun keatas tidak dapat masuk sekolah dikarenakan K...

Guru Malas Menulis, Murid Malas Membaca: Tantangan dan Solusi Pendidikan

Dalam era digital yang serba cepat ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan baru yang tak terelakkan: penurunan minat guru dalam menulis dan menurunnya minat siswa dalam membaca. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan perkembangan intelektual siswa. Artikel ini akan mengupas penyebab, dampak, dan solusi dari masalah ini. Penyebab Guru Malas Menulis 1. Beban Kerja yang Tinggi: Guru sering kali menghadapi beban kerja yang tinggi, mulai dari mengajar, menyiapkan materi, hingga mengurus administrasi. Hal ini menyisakan sedikit waktu dan energi untuk menulis. 2. Kurangnya Motivasi: Beberapa guru mungkin merasa tidak ada insentif atau penghargaan yang cukup untuk menulis, baik dalam bentuk artikel ilmiah, buku, atau bahkan materi pembelajaran yang inovatif. 3. Teknologi dan Sumber Daya: Keterbatasan akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menulis, seperti komputer dan akses internet yang stabil, juga bisa menjadi kendala.