sumber gambar: health.kompas.com |
Lagi ramai masalah wacana harga
rokok yang akan dinaikan mencapai 50 ribu / bungkus. Tentu pro kontra terjadi
antara para perokok yang didukung oleh para produsen rokok beserta jajarannya,
dalam hal ini para petani, pekerja, tengkulak dan lainnya yang mengambil
keuntungan dari produk rokok dengan para aktivis anti rokok yang didukung para
ahli kesehatan.
Ujung-ujungnya debat yang gak
berkesudahan ini sampai juga membawa-bawa agama. Kata ustadz A rokok makruh,
kata ustadz B haram, kata ustadz C mubah kalo dibagi :D
Kalau menurut saya, untuk urusan
rokok ini gak usah tanya ustadz. Islam mengajarkan untuk bertanya pada ahlinya.
Nah ahlinya dalam hal ini adalah dokter, tanya ke dokter rokok bahaya atau
tidak? Kalau bahaya kita stop, kalau gak bahaya ya silahkan lanjut. Pasti sudah
pada tahu jawabannya dong?!
Nah kembali ke rokok 50 ribu,
tujuannya sih katanya untuk mengurangi perokok, dengan harga segitu diharapkan
orang mulai mikir-mikir untuk beli rokok. Dengan harga segitu pula diharapkan anak-anak
tidak bisa membeli rokok, karena diluar jangkauan uang jajannya. Tapi namanya manusia, selalu saja mencari
akal. Kalau rokok paten (ber-merk) sulit didapat karena mahal, ya pada
ngelinting sendiri alias bikin rokok generik. Rokok kok kaya obat ada yang
paten dan ada yang generik :D
Memang sulit kalau kita ingin memberantas
rokok, selain terjadi berbeda pendapatnya para ulama terhadap rokok, padahal minuman keras yang
sudah jelas haram saja sering dikonsumsi para remaja dan anak-anak. Apalagi
rokok yang berada diranah abu-abu.
Merokok juga lebih berbahaya jika
dilakukan oleh anak-anak dan remaja dibanding orang tua. Karena anak-anak dan
remaja memiliki sifat yang selalu ingin mencoba dan mencoba sesuatu yang baru,
jadi lebih mudah tergelincir untuk mencoba NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) apabila mereka merokok. Wajar
jika ada ahli yang mengatakan rokok adalah pintu gerbang menuju narkoba bagi
anak-anak/remaja. Beda kalau yang merokok bapak-bapak, ya sudah rokok cukup rokok
saja, paling tambahannya kopi item.
Lantas bagaimana cara kita
mengurangi perokok?! Mulai dari diri kita sendiri. Kalau kamu cowok, kamu jangan
merokok, dan jika nanti sudah berkeluarga kamu bisa mengajari anak-anak kamu
untuk tidak merokok. Maka mudah-mudahan keturunan kamu sampai kebawah menjadi keturunan
yang bebas dari rokok.
Sedangkan untuk cewek, cari
pasangan yang gak merokok, maka kamu bisa membina rumah tangga bebas asap rokok,
asal jangan bebas asap dapur, dapur gak ngebul berarti gak makan dong :P.
Tapi kan cowok kalau gak merokok
kurang keren, kurang jantan?! Whats?!! Waria banyak yang merokok tapi tetap gak
keren, malahan ayam yang gak merokok tetap disebut ayam jantan :D
Baiklah pengunjung sekalian, akhirnya saya kembalikan semua kepada anda untuk memilih apakah mau menjadi perokok atau tidak. Yang penting saling menghormati dan jangan sampai asap rokoknya mengganggu orang yang tidak merokok. Serta patuhilah peraturan di daerah anda. Terimakasih telah berkunjung :)
apa si kak cem huhahahahahahahha
BalasHapusLalaz namanya kaya banci Pladen :D
Hapus