Langsung ke konten utama

"Rapor" Guru Pembelajar Online

Rapor Guru Pembelajar

Akhirnya Rapor guru yang (katanya) merupakan hasil UKG (Uji Kompetensi Guru) dan PKG (Penilaian Kinerja Guru) “dibagikan”. Wah ternyata banyak yang merahnya sampai diatas 50%. Pantesan menteri dan pejabat-pejabat diatas pada ribut dan bilang kalau rapor guru banyak merahnya. Katanya hasil itu merupakan gambaran kualitas guru di Indonesia.

Saya sendiri mendapat nilai merah 2 pada Kelompok Modul KK-G dan KK-I, berikut keterangan tiap-tiap modul: 
  1. KK-A Karakteristik Peserta Didik
  2. KK-B Dasar Pembelajaran Yang Mendidik
  3. KK-C Pengembangan Kurikulum
  4. KK-D Pembelajaran Yang Mendidik
  5. KK-E TIK Dalam Pembelajaran
  6. KK-F Potensi Peserta Didik
  7. KK-G Komunikasi Yang Efektif
  8. KK-H Penilaian Pembelajaran
  9. KK-I  Manfaat Penilaian Dalam Pembelajaran
  10. KK-J Refleksi Pembelajaran

Berarti saya [Tidak Memenuhi] pada Komunikasi Yang Efektif dan Manfaat Penilaian Dalam Pembelajaran, sedangkan lainnya sudah memenuhi. Artinya ada 2 point tadi saya berada dibawah Kriteria Capaian Minimal (KCM) dan berewarna merah. Nah katanya akan diberikan diklat sesuai dengan nilai dibawah KCM, seperti berikut: 
  1. Jika jumlah modul dibawah KCM 0-2 ini akan dijadikan calon instruktur atau pendamping.
  2. Jika jumlah modul dibawah KCM 3-5 maka akan diberikan diklat secara daring (online).
  3. Jika jumlah modul dibawah KCM 6-7 maka akan diberikan diklat secara daring dan luring (tatap muka/off line).
  4. Jika jumlah modul dibawah KCM 8-10 maka akan diberikan diklat secara luring (full tatap muka).

Saya tidak tahu dari mana penilaian ini diambil, katanya sih dari UKG dan PKG. Waktu ikut UKG online saya dapat nilai 84,8214. Tapi kalau PKG disekolah saya nilainya disesuaikan dengan pangkat dan PAK. Jadi yang pangkat lebih tinggi akan diberikan nilai lebih tinggi. Tentu sebagai guru non PNS nilai PKG saya dan sesama teman-teman non PNS paling rendah karena tidak punya pangkat.

Tapi tak masalah, semua ini adalah untuk cerminan diri. Saya merasa masih jauh cara mengajar saya dengan hasil penilaian yang saya dapat, mungkin seharusnya saya mendapatkan merah lebih dari 5 jika melihat dari cara saya mengajar. Lagi juga saya hanya guru bidang studi TIK di Sekolah Dasar, bukan guru kelas. Jadi hal-hal seperti ini saya ikuti hanya untuk memenuhi kewajiban saya saja.

Namun tentu harapan saya untuk rekan-rekan guru lainnya diseluruh Indonesia, apalagi yang sudah menjadi guru profesional, kedepannya nilainya harus jauh lebih baik lagi. Hasil ini harus dijadikan cerminan untuk memacu diri, jangan justru disikapi masa bodoh karena katanya kan guru ingin profesinya diakui dan disejajarkan dengan profesi lainnya. Kita tahu bagaimana seorang dokter belajar dan bagaimana seorang pengacara membaca dan memperbaharui terus wawasannya. Guru tidak boleh kalah, membaca, belajar dan menuliskan ilmu serta pengalamannya. Bersikaplah profesional, dan jadilah guru yang pembelajar !

Baca Juga

Komentar

  1. jangan guru akademik aja yang di monitor, guru olahrga tuh, suruh lari sama push up yang perut nya buncit buncit (big da dung)

    BalasHapus

Posting Komentar

Jika berkenan, kamu bisa memberikan komentar disini, dan jika kamu punya blog, saya akan kunjung balik. (Isi komentar diluar tanggung jawab kami).

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Begini cara hitung skor PPDB Zonasi Sekolah Dasar Negeri Kota Depok Tahun 2024

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok tahun ini rupanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2024 ini PPDB dilaksanakan secara terintegrasi dari TK Negeri, SD Negeri dan SMP Negeri. Tahun ini pun persyaratan Kartu Keluarga (KK) Kota Depok yang terbitnya setidaknya sudah 1 (satu) tahun pun menjadi persyaratan mutlak. Tujuannya tentu saja menyaring agar calon peserta didik yang mendaftar di sekolah negeri dibawah Dinas Pendidikan Kota Depok adalah benar-benar warga Depok, yang telah memiliki KK dan tinggal di Depok setidaknya 1 (satu) tahun. Jika tidak, maka tombol opsi untuk melakukan pendaftaran tidak dapat di tekan. Tujuannya memang positif, dimana Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan prioritas kepada warga Depok untuk dapat bersekolah di kotanya sendiri dan sekolah yang dekat dari tempat tinggalnya sesuai KK. Namun dampaknya untuk Sekolah Dasar Negeri banyak calon peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun keatas tidak dapat masuk sekolah dikarenakan K...

Guru Malas Menulis, Murid Malas Membaca: Tantangan dan Solusi Pendidikan

Dalam era digital yang serba cepat ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan baru yang tak terelakkan: penurunan minat guru dalam menulis dan menurunnya minat siswa dalam membaca. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan perkembangan intelektual siswa. Artikel ini akan mengupas penyebab, dampak, dan solusi dari masalah ini. Penyebab Guru Malas Menulis 1. Beban Kerja yang Tinggi: Guru sering kali menghadapi beban kerja yang tinggi, mulai dari mengajar, menyiapkan materi, hingga mengurus administrasi. Hal ini menyisakan sedikit waktu dan energi untuk menulis. 2. Kurangnya Motivasi: Beberapa guru mungkin merasa tidak ada insentif atau penghargaan yang cukup untuk menulis, baik dalam bentuk artikel ilmiah, buku, atau bahkan materi pembelajaran yang inovatif. 3. Teknologi dan Sumber Daya: Keterbatasan akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menulis, seperti komputer dan akses internet yang stabil, juga bisa menjadi kendala.