Langsung ke konten utama

Reuni dan Gue

reuni
gambar: kaskus.co.id
Kalau boleh diibaratkan reuni dan gue, bagaikan 2 kutub magnet yang sejenis, saling menjauh dan tolek menolak. Sebelumnya lo pasti tahu dong dengan istilah reuni atau temu kangen? Itu loh kalau lo sekolah terus lo udah lulus lama dan tiba-tiba teman-teman lo menghubungi lo untuk kumpul-kumpul lagi karena katanya kangen, makanya jadi temu kangen. Yakin lo kangen sama gue?

Nah reuni ini yang selalu berusaha gue hindari dalam kehidupan gue, mulai dari reuni SD, reuni SMP, reuni SMA dan bahkan reuni kuliah selalu berusaha gue hindari, dan sampai saat ini gue selalu berhasil untuk tidak hadir dalam undangan reuni-reuni itu #hehe. Bukan gue bermaksud sombong, gue fine-fine aja kalau ketemu temen sekolah, tapi kalau ketemunya rame-rame terus dalam sebuah acara, itu yang bikin gue stres kaya kelinci imut yang dikurung dalam kandang sanca.

Maka itu gue juga suka bingung sama kelakuan murid gue, baru lulus sekolah 3 bulan, eh tahu-tahu pada datang ke sekolah, saat ditanya mereka menjawab “mau reunian !” Hello kakak gak salah denger? Ini mau reunian atau gagal move on dari sekolah lama? Heran gue, reuni kok masih sama bentuk rupanya. Orang kalau mau reuni tuh kalau udah gak ketemu minimal 10 tahun, sudah pada berubah, ada yang berjenggot, berkumis, yang gendut jadi kurus dan yang kurus jadi gendut, udah punya anak dan kalau perlu pas udah punya cucu.

Kembali ke topik, reuni bukanlah suatu yang gue harapkan untuk gue diundang, malah kalau bisa gue gak tahu, jadi pas ketemu dengan teman lama, gue cuma bilang “ya gue gak tahu, kalau tahu gue datang deh !” ( Datang terlambat pas acara udah bubar :{P )

Nah sekarang temen gue eks SMP N 2 Depok berusaha mencari gue didunia maya, ngajak reuni, ada yang add FB gue si Jenny, Cristina Jeny (dulunya cantik sekarang pasti udah ibu-ibu :{D ), aduh salahnya gue confirm ! Seperti mimpi buruk didalam mimpi buruk, bukan teman-teman yang gue hindari, tapi acaranya, acara reuni yang penuh formalitas membuat otak gue gatal-gatal. Udah gitu acaranya pas gue masuk kerja, namanya kerja di sekolahan, ya Sabtu tetap harus masuk malah kadang lebih sibuk karena harus kondangan kesana-kemari.

Andai reuni tidak pernah diadakan ras manusia :{)

Baca Juga

Komentar

  1. Hai Bayu Tile..gw Uud ex-Bangor nih..reuni yuk..

    BalasHapus
    Balasan
    1. kak bayu alergi sama reuniaan om hehehhee

      Hapus

Posting Komentar

Jika berkenan, kamu bisa memberikan komentar disini, dan jika kamu punya blog, saya akan kunjung balik. (Isi komentar diluar tanggung jawab kami).

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Begini cara hitung skor PPDB Zonasi Sekolah Dasar Negeri Kota Depok Tahun 2024

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok tahun ini rupanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2024 ini PPDB dilaksanakan secara terintegrasi dari TK Negeri, SD Negeri dan SMP Negeri. Tahun ini pun persyaratan Kartu Keluarga (KK) Kota Depok yang terbitnya setidaknya sudah 1 (satu) tahun pun menjadi persyaratan mutlak. Tujuannya tentu saja menyaring agar calon peserta didik yang mendaftar di sekolah negeri dibawah Dinas Pendidikan Kota Depok adalah benar-benar warga Depok, yang telah memiliki KK dan tinggal di Depok setidaknya 1 (satu) tahun. Jika tidak, maka tombol opsi untuk melakukan pendaftaran tidak dapat di tekan. Tujuannya memang positif, dimana Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan prioritas kepada warga Depok untuk dapat bersekolah di kotanya sendiri dan sekolah yang dekat dari tempat tinggalnya sesuai KK. Namun dampaknya untuk Sekolah Dasar Negeri banyak calon peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun keatas tidak dapat masuk sekolah dikarenakan K...

Guru Malas Menulis, Murid Malas Membaca: Tantangan dan Solusi Pendidikan

Dalam era digital yang serba cepat ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan baru yang tak terelakkan: penurunan minat guru dalam menulis dan menurunnya minat siswa dalam membaca. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan perkembangan intelektual siswa. Artikel ini akan mengupas penyebab, dampak, dan solusi dari masalah ini. Penyebab Guru Malas Menulis 1. Beban Kerja yang Tinggi: Guru sering kali menghadapi beban kerja yang tinggi, mulai dari mengajar, menyiapkan materi, hingga mengurus administrasi. Hal ini menyisakan sedikit waktu dan energi untuk menulis. 2. Kurangnya Motivasi: Beberapa guru mungkin merasa tidak ada insentif atau penghargaan yang cukup untuk menulis, baik dalam bentuk artikel ilmiah, buku, atau bahkan materi pembelajaran yang inovatif. 3. Teknologi dan Sumber Daya: Keterbatasan akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menulis, seperti komputer dan akses internet yang stabil, juga bisa menjadi kendala.