Hampir setengah tahun gak posting-posting di blog ini karena berbagai macam kesibukan. Dan kesibukan saya yang paling menyita waktu tapi paling saya sukai adalah mempelajari cara investasi maupun trading saham. Wah sok kaya lho main saham ! Eits jangan salah, justru saya memilih investasi saham karena saya bukan orang yang banyak duitnya. Kalau saya banyak duit, saya lebih memilih bisnis property, jual beli kapal terbang, ekspor keong sawah dan investasi lainnya yang mahal-mahal. Jadi perlu diketahui, bahwa bisnis saham adalah bisnis recehan. Gak percaya? Cobain aja, dijamin anda akan mengerti begitu berharganya nilai lima rupiah dalam bisnis saham ini.
Sebenarnya sih sudah lama saya ingin mencoba menginvestasikan uang saya kedalam instrumen saham, namun kala itu menurut saya masih cukup mahal. Pernah bertanya kepada perusahaan Danareksa Sekuritas, untuk depositnya kalau tidak salah waktu itu 10 juta keatas. Waduh uang dari mana segitu?
Akhirnya seiring berjalannya waktu, banyak perubahan yang terjadi. Diantaranya, kalau dulu beli saham minimal harus 500 lembar (1 lot), nah sekarang 1 lot itu hanya 100 lembar saham. Artinya kita bisa membeli saham dengan modal lebih murah.
Kemudian perubahan lagi dalam deposit awal Rekening Dana Investor/Nasabah (RDI/N) yang dulunya diatas 10 juta, sekarang sudah bisa hanya 1 juta, bahkan 100 ribu juga ada untuk menyasar kalangan pelajar dan mahasiswa.
Tapi kalau modal cuma 100 ribu memang bisa untuk membeli saham? Tentu bisa, contoh saham Sido Muncul (SIDO), pabrik jamu modern yang harga saham perlembarnya berkisar 500 - 550 rupiah. Jika untuk membeli saham minimal 1 lot (100 lembar), maka dengan modal 55.000 rupiah kamu sudah memiliki saham SIDO sebanyak 100 lembar. Nah sisanya kamu bisa belikan saham Garuda Indonesia (GIAA) yang harganya saat ini berkisar di Rp. 302, satu lot berarti hanya 30.200. Jadi dengan 100 ribu kamu bisa minum jamu sambil naik pesawat hehe.., maksudnya kamu sudah memiliki saham SIDO dan GIAA.
Disini sudah terlihat bahwa bisnis saham bukanlah bisnis untuk orang berduit yang kaya raya saja. Bahkan pelajar / mahasiswa pun bisa untuk berbisnis saham.
Disini sudah terlihat bahwa bisnis saham bukanlah bisnis untuk orang berduit yang kaya raya saja. Bahkan pelajar / mahasiswa pun bisa untuk berbisnis saham.
Saya sendiri mencoba mendisiplinkan, setiap pemasukan dari pekerjaan, 20% langsung saya setorkan ke rekening RDN. Kalau sudah banyak, baru cari saham-saham yang "bagus." Kebetulan saya membuka rekening saham di BNI Sekuritas dan tabungan saya juga di Bank BNI Syariah. Nah sinkronkan, BNI ke BNI bebas biaya transfer. Ini juga merupakan pertimbangan kalau ingin membuka rekening saham. Usahakan sama antara bank yang kita miliki dengan bank RDN kita, cukup signifikan untuk mengurangi biaya yang timbul dari kegiatan setor dan tarik dana.
Lalu mengapa saya memilih BNI Sekuritas? Yang pertama tentu karena merupakan sekuritas plat merah alias milik pemerintah, jadi lebih terpercaya. Kedua memang saya adalah nasabah BNI. Dan ketiga, modal yang saya keluarkan untuk membuka rekening sekuritas ini sangat terjangkau. Fee nya pun untuk online trading hanya 0,15% beli dan 0,25% jual. Masih banyak perusahaan sekuritas lainnya yang bisa kamu pilih dan tentunya sesuai dengan kriteria yang kamu inginkan.
Tapi apakah bisnis saham itu judi? Kalau ngomongin judi, dagang bakso juga bisa jadi judi kalau mindsetnya memang suka judi. Misal, pedagang bakso sebelum jualan lempar uang logam dulu, kalau keluar gambar dia ambil jalan kanan dari depan rumahnya, kalau keluar angka dia ambil jalan kiri. Tidak ada analisis, hanya mengundi nasib, tentu apapun bisa jadi gambler. Tapi di Indonesia sudah ada fatwa dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia tentang berbisnis saham ini, seperti dibawah ini:
Jadi ada beberapa saham yang dikelompokan dalam saham syariah (kalau boleh saya sebut syaham). Nah syaham-syaham ini adalah syaham perusahaan yang dalam kegiatannya tidak melakukan hal-hal yang dilarang dalam syariat Islam, seperti perusahaan minuman keras, perusahaan yang menjalankan praktek riba (bank/finance), perusahaan rokok, dan sebagainya. Untuk melihat syaham-syaham ini, kamu bisa melihatnya di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
Tapi memang saya akui, kalau ingin berinvestasi dalam instrumen saham, kamu harus rajin belajar, membaca, menonton berita-berita ekonomi, dan terus menumbuhkan pengetahuan. Intinya jangan berhenti belajar ! Kalau mau lebih santai lagi tapi ingin berinvestasi saham, mungkin kamu bisa membeli reksadana saham saja. Dimana dana kamu akan dipergunakan oleh manajer investasi untuk dibelikan saham juga dan keuntungannya dibagi dengan nasabah reksadana lainnya secara proporsional.
Tidak ada salahnya kamu mencoba, apalagi kalau kamu adalah generasi milenial, tentu lebih memahami hal-hal yang bersifat online, kamu bisa coba membuka rekening online saham. Karena kalau kita ditanya, kapan waktu yang paling baik untuk berinvestasi? Maka jawabannya sedini mungkin, selagi masih muda. Sedangkan jika pertanyaannya kapan waktu yang paling tepat untuk berinvestasi, maka jawabannya sekarang !
Komentar
Posting Komentar
Jika berkenan, kamu bisa memberikan komentar disini, dan jika kamu punya blog, saya akan kunjung balik. (Isi komentar diluar tanggung jawab kami).