Besok tanggal 1 Maret bertepatan dengan peringatan peristiwa heroik perjuangan bangsa Indonesia yaitu serangan umum 1 Maret 1949. Dimana seluruh kekuatan militer dan sipil bangsa Indonesia secara bersatu padu menggetarkan Belanda dan juga dunia bahwa kekuatan Indonesia masih ada dan masih mampu memberikan perlawanan yang menentukan.
Sayangnya portofolio saya tidak mampu memberikan perlawanan yang berarti, maksudnya kondisinya masih belum bergerak menuju positif. Dalam postingan sebelumnya Portofolio Akhir Januari 2018 kondisi loss masih -3 persen dan sampai saat ini belum bertumbuh. Artinya kondisinya masih stagnan. Namun kini koleksi saham saya bertambah, dari yang tadinya hanya 3 emiten, kini menjadi 5 emiten yaitu TLKM, GIAA, EXCL, KLBF dan INDF. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dilihat loss terbesar ada di saham TLKM yang terus menerus saya berusaha menurunkan average price dengan buy dan sell ketika harga turun dan naik. Dari bulan sebelumnya yang AVG nya Rp. 4.149 kini menjadi Rp. 4.100.
Kemudian GIAA, sudah profit taking, kini mulai mengumpulkan lagi walaupun proporsinya dalam portofolio saya baru sedikit. Tapi dari berbagai analisis yang saya baca, GIAA ini berpotensi naik dalam jangka panjang dan sepertinya cocok buat nabung saham.
Berikut gambaran portofolio saya secara utuh:
Rupanya TLKM masih menjadi mayoritas dalam portofolio saya diikuti EXCL. Keduanya adalah perusahaan yang dikenal publik sebagai operator selular. Tinggal Indosat nih yang belum milik, tahun lalu pernah buy, tapi sudah saya sell. Sekarang mau buy back tapi belum kesampaian, harganya masih belum cocok. Sepertinya saya akan berlomba dengan pemerintah untuk buy back saham ISAT nih, hehe...
Cita-cita saya sih kalau sudah masuk usia pensiun, saya ingin nabung saham TLKM, EXCL dan ISAT. Kemudian saya buka konter pulsa di depan rumah. Sambil trading saham, sambil jualan pulsa TLKM, EXCL dan ISAT. Setidaknya saya berharap sudah jauh lebih mahir lagi dalam dunia trading saham di usia mendekati pensiun nanti. Makanya dari sekarang, saat masih jauh dari usia pensiun saya mulai berlatih dan terus mempraktekan ilmu trading saham yang saya pelajari sedikit demi sedikit. Dan jangan lupa, pengalaman adalah guru yang paling berharga. Jadi kalau mau belajar bisnis saham, selain banyak membaca dan kalau perlu ikut kursus pasar modal, juga harus langsung merasakan bagaimana "gregetannya" ketika kita trading langsung didepan aplikasi trading saham. Apalagi yang usia muda, usia sekolah, kuliah atau baru bekerja selepas study, cobalah berbisnis saham, jika cocok siapa tahu bisa membuat anda meraih kebebasan finansial di usia muda.
Komentar
Posting Komentar
Jika berkenan, kamu bisa memberikan komentar disini, dan jika kamu punya blog, saya akan kunjung balik. (Isi komentar diluar tanggung jawab kami).