Langsung ke konten utama

Portofolio 7 Februari 2018

#YukNabungSahamSetelah lama gak update posisi portofolio, kali ini saya akan kembali melakukan update portofolio saham saya per penutupan sore hari ini. Alhamdulillah saya mulai bisa mengendalikan diri dalam menabung (investasi) saham. Dalam artian saya terus belajar meningkatkan kemampuan pengetahuan sehingga bisa berpikir lebih logis dan lebih penuh perhitungan ketika ingin membeli sebuah saham. Dan proses belajar ini tidak boleh sampai berhenti ! Setelah setahun yang lalu saya memposting portofolio saham saya yang berantakan di sini, dalam rentang setahun itu saya tidak berhenti belajar. Banyak yang mengatakan kalau ingin belajar investasi / trading saham kita harus memiliki mentor. Namun di zaman serba online, kita bisa menemukan banyak mentor di Youtube yang membagi pengetahuannya secara cuma-cuma meskipun ada diantara mereka yang juga "jualan" seminar bagi yang beminat mengikutinya. Berikut portofolio saham saya yang saya screen shoot dari aplikasi eSmart BNI Sekuritas:

portofolio saham

Jumlah saham yang saya koleksi saat ini hanya 5, mengingat sebagai pemain ritel modal juga gak besar. Dan dengan jumlah saham yang "sedikit" pun mengontrolnya jadi lebih mudah. Kedepannya saya usahakan jumlah saham yang saya koleksi hanya maksimal 10 saja, sesuai dengan perkembangan modal saya.

Sekali lagi saya ingin sampaikan bahwa yang paling penting dalam menabung (investasi) saham yaitu pengalaman dan belajar. Pengalaman membentuk keahlian dan belajar membentuk pengetahuan. Keduanya sangat penting dimiliki oleh kita dalam menekuni suatu pekerjaan, termasuk investasi saham ini. Jangan pernah merasa cukup dan merasa pintar !

Baca Juga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Begini cara hitung skor PPDB Zonasi Sekolah Dasar Negeri Kota Depok Tahun 2024

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok tahun ini rupanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2024 ini PPDB dilaksanakan secara terintegrasi dari TK Negeri, SD Negeri dan SMP Negeri. Tahun ini pun persyaratan Kartu Keluarga (KK) Kota Depok yang terbitnya setidaknya sudah 1 (satu) tahun pun menjadi persyaratan mutlak. Tujuannya tentu saja menyaring agar calon peserta didik yang mendaftar di sekolah negeri dibawah Dinas Pendidikan Kota Depok adalah benar-benar warga Depok, yang telah memiliki KK dan tinggal di Depok setidaknya 1 (satu) tahun. Jika tidak, maka tombol opsi untuk melakukan pendaftaran tidak dapat di tekan. Tujuannya memang positif, dimana Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan prioritas kepada warga Depok untuk dapat bersekolah di kotanya sendiri dan sekolah yang dekat dari tempat tinggalnya sesuai KK. Namun dampaknya untuk Sekolah Dasar Negeri banyak calon peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun keatas tidak dapat masuk sekolah dikarenakan K...

Guru Malas Menulis, Murid Malas Membaca: Tantangan dan Solusi Pendidikan

Dalam era digital yang serba cepat ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan baru yang tak terelakkan: penurunan minat guru dalam menulis dan menurunnya minat siswa dalam membaca. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan perkembangan intelektual siswa. Artikel ini akan mengupas penyebab, dampak, dan solusi dari masalah ini. Penyebab Guru Malas Menulis 1. Beban Kerja yang Tinggi: Guru sering kali menghadapi beban kerja yang tinggi, mulai dari mengajar, menyiapkan materi, hingga mengurus administrasi. Hal ini menyisakan sedikit waktu dan energi untuk menulis. 2. Kurangnya Motivasi: Beberapa guru mungkin merasa tidak ada insentif atau penghargaan yang cukup untuk menulis, baik dalam bentuk artikel ilmiah, buku, atau bahkan materi pembelajaran yang inovatif. 3. Teknologi dan Sumber Daya: Keterbatasan akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menulis, seperti komputer dan akses internet yang stabil, juga bisa menjadi kendala.