Langsung ke konten utama

Postingan Pertama di 2019

Hi gaes, apa kabar? (Pe'a 😂)

Bursa Efek Indonesia
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (WartaEkonomi.Co.Id)
Sudah lama nih saya tak posting di blog ini. Kendalanya karena semakin banyak kesibukan baik pekerjaan maupun investasi saham yang saya lakukan. Ngomong-ngomong masalah investasi saham yang saya sedang geluti, terakhir kali saya posting disini dengan kondisi portofolio yang babak belur. Mungkin banyak dari gaes-gaes sekalian menganggap saya sudah lari dari pasar modal sebagai investor ritel karena kapok akibat kerugian yang saya alami.

Memang sempat down juga, namun untuk menambah semangat saya menyempatkan diri ikut Sekolah Pasar Modal di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. Saya ambil kelas syariah yang level 2. Kaget juga pas masuk kelas, ternyata peminat saham syariah cukup banyak. Para anak-anak muda generasi milenial dan banyak pula yang wanitanya meskipun tak memakai penutup kepala (jilbab) tetapi mengambil kelas pasar modal syariah, bukan yang konvensional. Saya sendiri datang terlambat, karena tidak hapal jalan kesana yang berliku-liku dan untuk balik arah saja jauhnya minta ampun.

Sampai di gedung BEI pun untuk mencari tempat seminarnya agak sulit juga ya. Sempat salah pintu masuk, akhirnya diarahkan oleh security ke pintu yang benar. Pengamananya sangat ketat, tas dan jaket dibuka, lalu diletakan di wadah dan di scan x-ray seperti di bandara. Termasuk kitapun di cek dengan metal detektor. Setelah itu identitas diri ditinggalkan dan diganti dengan kartu tamu.

Selain ikut sekolah pasar modal syariah, saya juga menyempatkan membeli dan membaca beberapa buku, diantaranya Psikologi Trading (Desmond Wira), Investasi Saham Ala Swing Trading Dunia (Ryan Filbert Wijaya, S.Sn, ME.), 30 Strategi Cerdas Investasi Saham Paling Menguntungkan (Joko Salim, S.Kom, SE, CFP) dan untuk mengembalikan semangat buku Anak Muda Miliarder Saham (Andika Sutoro Putra). Belum lagi membaca artikel-artikel di blog saham dan video-video di Youtube. Saya termasuk orang yang mempercayai investasi pengetahuan suatu saat akan memberikan hasil juga.

Tujuan saya investasi saham bukan karena ingin cepat kaya raya, tapi lebih lebih kepada mengumpulkan aset untuk biaya anak-anak sekolah dan pensiun nanti. Oleh karena itu sambil terus berinvestasi saham yang istilah populernya saat ini adalah nabung saham, saya juga harus terus meningkatkan kemampuan pengetahuan saya, agar saya bisa mengelola semua ini dengan lebih efektif dan efisien.

Ok gaes segitu dulu posting saya kali ini, soalnya kalau gak posting-posting takut akun adsense nya di copot mbah Google (eh bener gak sih begitu?)

Sampai ketemu lagi di postingan berikutnya, mudah-mudahan gak sampai tahun depan lagi 😃.

Baca Juga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Begini cara hitung skor PPDB Zonasi Sekolah Dasar Negeri Kota Depok Tahun 2024

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok tahun ini rupanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2024 ini PPDB dilaksanakan secara terintegrasi dari TK Negeri, SD Negeri dan SMP Negeri. Tahun ini pun persyaratan Kartu Keluarga (KK) Kota Depok yang terbitnya setidaknya sudah 1 (satu) tahun pun menjadi persyaratan mutlak. Tujuannya tentu saja menyaring agar calon peserta didik yang mendaftar di sekolah negeri dibawah Dinas Pendidikan Kota Depok adalah benar-benar warga Depok, yang telah memiliki KK dan tinggal di Depok setidaknya 1 (satu) tahun. Jika tidak, maka tombol opsi untuk melakukan pendaftaran tidak dapat di tekan. Tujuannya memang positif, dimana Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan prioritas kepada warga Depok untuk dapat bersekolah di kotanya sendiri dan sekolah yang dekat dari tempat tinggalnya sesuai KK. Namun dampaknya untuk Sekolah Dasar Negeri banyak calon peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun keatas tidak dapat masuk sekolah dikarenakan K...

Guru Malas Menulis, Murid Malas Membaca: Tantangan dan Solusi Pendidikan

Dalam era digital yang serba cepat ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan baru yang tak terelakkan: penurunan minat guru dalam menulis dan menurunnya minat siswa dalam membaca. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan perkembangan intelektual siswa. Artikel ini akan mengupas penyebab, dampak, dan solusi dari masalah ini. Penyebab Guru Malas Menulis 1. Beban Kerja yang Tinggi: Guru sering kali menghadapi beban kerja yang tinggi, mulai dari mengajar, menyiapkan materi, hingga mengurus administrasi. Hal ini menyisakan sedikit waktu dan energi untuk menulis. 2. Kurangnya Motivasi: Beberapa guru mungkin merasa tidak ada insentif atau penghargaan yang cukup untuk menulis, baik dalam bentuk artikel ilmiah, buku, atau bahkan materi pembelajaran yang inovatif. 3. Teknologi dan Sumber Daya: Keterbatasan akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menulis, seperti komputer dan akses internet yang stabil, juga bisa menjadi kendala.