Langsung ke konten utama

Beli Kartu Perdana Tri, Eh Kok Sudah Di Registrasi?

Pada posting kali ini, saya ingin menceritakan tentang pengalaman saya membelikan nomor kartu Tri untuk anak saya. Akhirnya anak saya membeli sebuah kartu Tri di kounter terdekat dari rumah. Begitu ingin digunakan, dan saya coba registrasi melalui SMS dan dikirim ke 4444, jawabannya adalah anda tidak perlu registrasi lagi, karena kartu anda teleh di registrasi.

Setelah itu saya coba ketik Status dan kirim lagi ke 4444, dan muncul bahwa nomor saya telah di registrasi dengan NIK 317xxxxxxx0018 kurang lebih begitu. Nah akhirnya saya datangi konter tersebut untuk menanyakan mengapa kartu ini sudah di registrasi?

Orang konternya menjawab, semua kartu yang dijual disini sudah di registrasi oleh Sales kartu tersebut, kami konter tidak tahu mana kartu yang belum di registrasi. Lho kok bisa begitu? Sedangkan saya punya kartu Tri dan Indosat lainnya saya registrasi sendiri? Kejar saya.

Karena itu pak aturan dari pemerintah kartu itu harus di registrasi, jawab orang konter itu. Saya tanya lagi, iya saya tahu, tapi kan yang registrasi harusnya kita sendiri, pelanggan yang akan menggunakan kartu itu? Dia menjawab, saya tidak tahu pak, saya dapat dari sales sudah begitu.

Ya mau bagaimana lagi? Akhirnya saya buang saja kartu itu, untuk apa pakai kartu tapi di registrasi dengan data orang lain.

Saya pun mencoba menghubungi layanan CS operator, jawabannya hanya disuruh minta ganti kartu lagi ke konter. Tentu kalau saya memaksa yang ada malah jadi ribut.

Jadi dalam tulisan ini, saya menghimbau kepada anda semua, jika ingin membeli kartu operator selular, minta kartu yang benar-benar baru, yang belum di registrasi oleh data siapapun. Pastikan ke konter, kalau perlu setelah membeli, cek dengan meregistrasi di depan konternya. Jika statusnya sudah di registrasi, maka anda berhak menolak kartu bekas tersebut. Masa mau beli kartu operator dikasih kartu bekas...

Baca Juga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Nonton Ayat-ayat Cinta

Coz webnya kakbayu nggak bisa dibuka ya udah jadinya saya krm in email aja, saya mo cerita nich... Hari jumat yang lalu saya nonton ayat2 cinta bareng ama temen, dan Subhanalloh, mata saya bengkak gedhe banget sekeluarnya dari bioskop, dan bengkak itu 2 hari baru bisa kempes, he he he he he. Sebenarnya saya nangis bukan karena jalan ceritanya, bukan karena Fahri yang begitu sempurna seperti halnya Aisha baik agama maupun hati dan akhlaknya, bukan juga karena nasib Maria yang begitu malang. Tapi ada dua adegan yang sampai sekarang kalo diinget saya masih tetep nangis.

Begini cara hitung skor PPDB Zonasi Sekolah Dasar Negeri Kota Depok Tahun 2024

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok tahun ini rupanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2024 ini PPDB dilaksanakan secara terintegrasi dari TK Negeri, SD Negeri dan SMP Negeri. Tahun ini pun persyaratan Kartu Keluarga (KK) Kota Depok yang terbitnya setidaknya sudah 1 (satu) tahun pun menjadi persyaratan mutlak. Tujuannya tentu saja menyaring agar calon peserta didik yang mendaftar di sekolah negeri dibawah Dinas Pendidikan Kota Depok adalah benar-benar warga Depok, yang telah memiliki KK dan tinggal di Depok setidaknya 1 (satu) tahun. Jika tidak, maka tombol opsi untuk melakukan pendaftaran tidak dapat di tekan. Tujuannya memang positif, dimana Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan prioritas kepada warga Depok untuk dapat bersekolah di kotanya sendiri dan sekolah yang dekat dari tempat tinggalnya sesuai KK. Namun dampaknya untuk Sekolah Dasar Negeri banyak calon peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun keatas tidak dapat masuk sekolah dikarenakan K...

Guru Malas Menulis, Murid Malas Membaca: Tantangan dan Solusi Pendidikan

Dalam era digital yang serba cepat ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan baru yang tak terelakkan: penurunan minat guru dalam menulis dan menurunnya minat siswa dalam membaca. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan perkembangan intelektual siswa. Artikel ini akan mengupas penyebab, dampak, dan solusi dari masalah ini. Penyebab Guru Malas Menulis 1. Beban Kerja yang Tinggi: Guru sering kali menghadapi beban kerja yang tinggi, mulai dari mengajar, menyiapkan materi, hingga mengurus administrasi. Hal ini menyisakan sedikit waktu dan energi untuk menulis. 2. Kurangnya Motivasi: Beberapa guru mungkin merasa tidak ada insentif atau penghargaan yang cukup untuk menulis, baik dalam bentuk artikel ilmiah, buku, atau bahkan materi pembelajaran yang inovatif. 3. Teknologi dan Sumber Daya: Keterbatasan akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk menulis, seperti komputer dan akses internet yang stabil, juga bisa menjadi kendala.